17/09/10




Saat seorang Bu Direktur Jadi Pembantu




ini merupakan kisah nyata. Saya mengetahui sendiri kisah ini, saya tuliskan di artikel ini agar menjadi pelajaraan bagi kita semua. Kisah ini mengingatkan saya bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan dariNya. Tidak ada kuasa apa pun bagi kita untuk menyombongkan diri terhadap titipan Tuhan karena setiap saat bisa diambil olehNya, seperti yang dialami ibu direktur ini.

Ibu direktur ini, dulunya adalah istri seorang pengusaha yang sukses. Iya dong, namanya aja ibu direktur, pasti istri seorang direktur dong, hehehe. Saat masih jaya sebagai orang kaya, kehidupan keluarganya sangat royal. Setiap keluar produk kendaraan baru, pasti keluarganya segera membeli. Barang-barang di rumahnya adalah barang dengan kualitas terbaik. Terkadang saat saya ke rumah beliau, saya sering “ngiler” dibuatnya. :)

Dibalik kekayaan yang dimiliki, ada satu sisi kejelekan yang dipunya oleh keluarga ibu direktur ini. Sang ibu direktur kurang akrab dengan keluarganya. Menurut kabar burung yang saya dengar, ibu direktur ini selalu enggan menolong keluarganya saat mereka dilanda kesusahan. Bahkan dalam pergaulan dia selalu pilih-pilih, dia mau bergaul dan menyapa orang yang sepadan dengan dirinya dalam hal ekonomi. Jangan harap orang biasa akan disapa oleh ibu direktur ini.

Walaupun ibu direktur tidak mau menolong sesama apalagi keluarganya yang kesusahan, ditambah hidupnya yang boros, tetapi Allah tetap memberinya kesempatan menjadi orang kaya. Rejeki yang diberikan Allah pada suaminya tetap dicurahkan dengan jumlah yang besar sehingga tidak pernah kurang sedikit pun.

Akhirnya, mungkin karena doa saudara-saudaranya yang sakit hati. Ditambah kesombongan keluarga ibu direktur ini. Allah pun memberinya peringatan. Bisnis suaminya mengalami hambatan, sampai akhirnya sang suami jatuh bangkrut. Sepanjang pengetahuan saya waktu itu, salah satu penyebab lain karena sang suami juga berselingkuh dengan wanita muda. Mungkin uangnya dihambur-hamburkan dengan wanita simpanan tersebut.

Semua harta keluarga ibu direktur akhirnya habis untuk membayar hutang-hutang bisnis suaminya. Saat mengalami kondisi inilah akhirnya ibu direktur sadar, betapa tidak enaknya menjadi orang susah. Betapa sakit hatinya saat mengalami kesusahan, minta tolong pada saudara-saudara tapi dicueki oleh mereka. Betapa tidak enaknya menjadi orang yang dipandang rendah, karena kini dia menjadi seorang PEMBANTU…!!!

Saudaraku, dari kisah ini, marilah kita mengambil pelajaran. Marilah tetap kita ingat, bahwa hidup itu benar-benar seperti roda. Kadang kita diatas, kadang kita di bawah. Kita tidak akan pernah tahu bahwa orang yang kita anggap remeh suatu saat akan lebih baik dari kita. Karena itu, saat kita berada di atas, janganlah kita sombong, meremehkan orang lain, dan berbuat sesuka kita. Karena semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah semata.

Salam Surgawi

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates