23/08/10

Yang Kecil dan Yang Terakhir

Belajar dari sebuah kisah nyata


Tersebutlah seorang janda miskin yang bernama Siu Lan. Dia mempunyai seorang anak perempuan berumur 7 tahun bernama Lie Mei.


Ayah Lie Mei yang telah tiada membuatnyai hanya tinggal seatap rumah dengan ibunya. Kemiskinan pula yang membuat Lie Mei harus membantu ibunya berjualan kue di pasar. Walau hidup berdua dengan ibunya dan dikarenakan kemiskinan pada keluarganya, Lie Mei tak pernah bermanja-manja kepada ibunya.


Pada suatu musim dingin saat selesai bikin kue, Siu Lan melihat keranjang kuenya sudah rusak. Siu Lan berpesan kepada Lie Mei untuk menunggu di rumah karena ia akan pergi membeli keranjang baru.


Saat pulang Siu Lan tidak menemukan Lie Mei di rumah. Siu Lan menjadi langsung sangat marah. Putrinya benar2 tidak tahu diri, sudah hidup susah tapi masih juga pergi main2, padahal tadi sudah dipesan agar menunggu di rumah.


Tidak seperti hari-hari biasanya, dimana Lie Mei yang membantunya berjualan kue, hari itu akhirnya Siu Lan pergi sendiri menjual kue dengan keranjang barunya. Sebagai hukumannya pintu rumahnya dikunci dari luar agar Lie Mei tidak dapat masuk. Putriku mesti diberi pelajaran agar lain kali tidak lagi mengulangi perbuatannya, pikirnya geram.


Sepulang dari jualan kue Siu Lan menemukan Lie Mei, anak gadis kecil itu tergeletak di depan pintu rumahnya. Hari itu musim salju yang sangat dingin. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang telah membeku. Sekujur tubuhnya biru kedinginan. Disibakkanya gumpalan salju yang menutupi badan kakunya. Bibirnya telah membiru. Matanya terpejam rapat.


Siu Lan menggoyang-goyang tubuh putrinya, berharap putrinya akan bangun dari tidurnya. Namun setelah sekian lama digoyang tubuhnya, tak ada reaksi dari Lie Mei. Saat diperiksa, gadis kecil itu sudah tidak bernafas. Denyut nadinya telah berhenti berdetak. Lie Mei sudah tidak bernyawa.


Jeritan Siu Lan memecah kebekuan salju saat itu. Ia menangis meraung2, tetapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera Siu Lan yang telah kaku itu membopong Lie Mei masuk ke rumah. Sekali lagi, Siu Lan mengguncang2 tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei.


Tiba2 sebuah bingkisan kecil jatuh dari tangan Lie Mei. Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu dan membuka isinya. Isinya sebuah biskuit kecil yang dibungkus kertas usang. Ada tulisan kecil di kertas tersebut. Itu adalah tulisan Lie Mei yang berantakan namun masih dapat dibaca, "Mama pasti lupa, ini hari istimewa bagi mama, aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah, uangku tidak cukup untuk membeli biskuit yang besar... Mama, Selamat Ulang Tahun."


Membaca tulisan tersebut dan mendapatkan kenyataan bahwa putrinya takkan mungkin lagi kembali, Siu Lan hanya bisa menjerit sekeras-kerasnya di antara tangis penyesalannya.


Kisah nyata ini dimuat di harian Xia Wen Pao pada tahun 2007,




Janganlah kita berpikiran negatif. Negative thinking dapat menyebabkan penyesalan seumur hidup. Think Positively)




Salam HSG




Posted by Kaz - HSG
HSG - August 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates