18/08/10

Renungan

Di balik dinding sebuah rumah: Seorang ibu yang telah lama ditinggal suaminya terpaksa menyuruh tidur ketiga anaknya lebih dini, semua anak-anaknya yang masih kecil dipaksa tidur agar bisa melupakan lapar yang di rasanya.
Semenjak suaminya meninggal dunia setahun yang lalu, ia memeras keringat sendirian membesarkan tiga anaknya dengan bekerja sebagai tukang cuci dibeberapa rumah tetangganya.
Jangankan untuk bisa bersekolah, penghasilannya sangatlah tidak mencukupi bahkan untuk makan sehari-hari saja sangatlah sulit.
Sehingga dengan sangat terpaksa ia mengatur jadwal makan ia dan ketiga anaknya hanya sehari sekali.
Setiap pagi anak-anaknya hanya diberi air putih. Memasuki siang hari barulah mereka melahap nasi dengan lauk seadanya.
Setiap menjelang sore tiba, ibu tiga anak itu harus menjerit dalam hati mendengar rintihan kesakitan anak-anaknya yang menahan lapar. Ia hanya mampu berkata, “sabar yah nak” untuk menenangkan anak-anaknya.
Dan memang tidak pernah ada yang bisa disantap lagi hingga besok pagi.

Di sebuah keluarga yang lain,

ke1: Seorang suami mendekati isterinya perlahan dan penuh hati-hati, lalu ia bertanya,“apakah anak-anak sudahtidur?” sudah jawab sang isteri.
Lalu, “bagaimana mungkin mereka bisa tidur dengan perut lapar setelah seharian tidakmakan?” tanya sang suami lagi.“Ibu janjikan akan ada makanan enak besok pagi saat mereka terbangun, maka mereka pun segera tidur” jelas isterinya.
Setiap malam, dialog itu terus berlangsung. Dan setiap pagi,tidak pernah ada makanan enak seperti yang dijanjikan sang ibu kepada anak-anaknya.
Sungguh, bisa jadi di pagi-pagi yang akan datang, akan ada satu atau dua anak dari keluarga itu yang tak pernah lagi terbangun lantaran kelaparan.

Di sebuah keluarga yang lain

ke2: Seorang bapak membawa sejumlah uang cukup banyak dan bungkusan makanan yang nikmat untuk isteri dan anak-anaknya.
Inginnya ia berteriak sekeras-kerasnya saat isteri dan anak-anaknya tertawa bahagia menyambut bingkisan yang dibawanya.Tetapi ia pun tak ingin membuyarkan suasana kegembiraan di ruang keluarga itu.Saking bahagianya, sang ister iterlupa bertanya dari mana suaminya mendapatkan uang segitu banyak dan bisa membeli makanan enak.Sehingga setelah larut dan setelah semua anak-anaknya terlelap, teringatlah sang isteri bertanya.
Apa jawab sang suami? “Siang tadi bapak terpaksa mencopet bu, demi anak-anak”

Renungan:

Sungguh teramat banyak hal yang membuat hati ini lebih bergemuruh jika kita mau mendekat, melihat dan mendengarnya dari balik dinding-dinding rumah saudara-saudara kita. Lihatlah disekitar kita, banyak suara-suara yang tak sanggup telinga ini mendengarnya, banyak isak tangis yang mengiris-iris hati, dan banyak pemandangan yang membuat terenyuh. Sayangnya, kita terkadang sering terlupa untuk melihat dan mendekat.

Samam HSG.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates