Sebuah cerita yang mudah-mudahan bisa menjadi sebuah motivasi bagi kita untuk menjadi lebih baik.
Kisah perjalanan hidup seseorang yang penuh tantangan namun ia sanggup menghadapinya.
Disebuah desa nan jauh dari keramaian kota, desa yg bernama Semegar yaitu terletak di Kecamatan Semendawai suku III, Kabupaten OKU Timur, Sumatra Selatan. Desa berjarak sekitar 20km dari pusan Gumawang. Untuk menuju kesana pun harts melewati jalan aspal namun sudah tidak karuan. Di pinggir jalan yang anda lewati hanyalah terlihat hutan. Dan penduduk di desa ini hanya beberapa kepala keluarga dan jarak antar rumah yang satu dengan rumah yg lain saling berjauhan. Tidak seperti di kota Jakarta yang berdempetan.
Di ujung jalan desa nan sepi, akan di temui sebuah gubug reot dengan dinding dari bambu dan atap dari ilalang yang di anyam. Di situlah tinggal 2 orang yang agak tua. Wajahnya sudah tidak nampak lagi segar, kerasnya kehidupan membuatnya harus bekerja keras. Namun sungguh mulianya cita-cita kedua orang tua ini, yaitu tetap dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang tertinggi dan menjadi orang yang sukses. Walaupun tiap hari mereka bekerja hanya sebagai buruh untuk nyadap karet di kebon orang dan terkadang mereka juga menanam palawija di ladangnya yang tidak luas. Dengan penghasilan yang seadanya ini, mereka tetap berjuang agar anak-anaknya tetap sekolah. Tuhan membuka pintu hati anak-anak mereka. Mereka sangat patuh menjalani perintah agama, rajin belajar dan tidak mau mengecewakan usaha orang tuanya.
Salah seorang anaknya yang bernama Umaruddinul Islam, dia kini sedang menyelesaikan kuliahnya di jurusan T.Elektro Universitas Lampung. Setelah lulus SMA di Belitang kemudian melanjutkan kuliah di Lampung. Pertama kali dia ke Lampung di Tahun 2004. Pada saat kondisi orang tuanya sudah sangat tua dan sepertinya stdah tidak sanggup untuk bekerja keras lagi karena kondisi fisiknya yang sudah tidak mampu lagi. Namun kemauan kerasnya untuk tetap melanjutkan kuliah membuatnya tetap berusaha. Sampainya di Lampung ia bertemu dengan seorang Kepala Pemimpin Badan Zakat Lampung, kemudin dia dianggap sebagai anak. Dia ditugaskan untuk menjaga Kantor Zakat yang terletak di Islamic Center. Di situlah dia tinggal sehari-hari. Selain kuliah pagi dan siang, dia juga mencoba mencari tambahan untuk biaya hidup yaitu sebagai guru les privat.
Begitu kerasnya kehidupan yang harus dia jalani hingga badannya pun kurus dan sering sakit. Sehariannya jika ke kampus, dia selalu mengenangkan baju koko dengan celana dasar, yang bawahnya di gulung sebatas mata kaki. Namun dibalik itu tersimpan jiwa semangatnya yang sangat besar. Berusaha dan berdoa, itulah yang selalu di lakukan, tidak hanya beban kuliah yang harus dia tanggung, tapi biaya sekolah adik-adiknya juga harus dia tanggung. Dia harus mengirim setiap bulan untuk adik-adiknya yang sedang nenuntut ilmu di sebuah pondok pesantren di Natar. Namun kini berkat pertolongan Tuhan juga usaha dia. Salah seorang adiknya sudah bekerja disebuah kedutaan Arab. Dan saat ini dia sedang dalam tahap akhir perkuliahan yaitu Tugas Akhri (skripsi). Semoga tercapai cita-cita mulianya menjadi seorang Sarjana. Dan semoga Tuhan tetap memberi ketabahan dan jalan yang terbaik untuknya.
Semoga sedikit kisah nyata diatas dapat membuat kita tetap termotivasi untuk tetap BERUSAHA, BEKERJA, dan BERDOA.
Semua di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau Berusaha।














Posted in: 













0 komentar:
Posting Komentar