Memberi Terlebih Dahulu
Ada seorang pria paruh baya mempunyai sebuah toko makanan ternak yang tidak begitu laku. Makin hari, makin sedikit saja orang yang membeli pakan ternaknya.
Suatu hari, pria itu mendapat ide dan membuat keputusan besar. Ia menginvestasikan uang yang cukup banyak untuk membeli 1000 ekor anak ayam. Wah, begitu para tetangganya tahu, mereka langsung mengejek dan menganggap pria ini tidak waras. Jual makanan ayam saja tidak laku, bagaimana mungkin bisa menjual anak ayam!
Mereka lebih heran lagi ketika tahu bahwa pria ini tidak menjual anak ayam tersebut. Sebaliknya, ia malah membagikan anak-anak ayam tersebut secara GRATIS kepada para pembeli pakan ternaknya.
"Benar-benar gila!" seru para tetangga. "Tokonya mau bangkrut, dia malah beli banyak anak ayam dan membagikannya secara cuma-cuma. Mana ada pengusaha waras yang melakukan hal seperti itu.."
Nyatanya, setelah ada program "gratis anak ayam" itu, mulai banyak orang datang untuk membeli makanan ternak di tokonya. Dan semakin lama, tokonya makin laris saja.
Setelah diselidiki, ternyata pembeli yang menerima anak ayam gratis itu kembali lagi! Mengapa bisa demikian? Tentu saja, untuk membeli makanan bagi anak ayam gratisan itu!
Pesan Moral: ~Jangan pernah takut untuk "memberi", karena itu adalah langkah pertama bagi kita, untuk "menerima". Sayangnya, banyak orang yang berpikir sebaliknya. Mereka berpendapat: "menerima dulu, baru berpikir untuk memberi." Inilah yang bisa membuat kita tidak mengalami terobosan apa-apa dalam hidup ini. Mana ada petani yang mengharapkan bisa menuai, padahal sebelumnya ia tidak menabur apa pun?
Mari teman-teman, selagi masih ada "kesempatan", tetap jadi orang yang murah hati. Beri kebaikan, beri perhatian. Beri dan beri. Jangan hanya "beri" jika ada keuntungan bagi kita (alias tidak tulus). Ingat, hidup ini seperti "gema". Apa yang kita keluarkan, niscaya akan kembali kepada kita. Jika kita menabur hal-hal yang baik, tentunya akan menuai kebaikan-kebaikan pula.
Salam Surgawi
0 komentar:
Posting Komentar