Dizi (Chinese: 笛子; pinyin: dízi) adalah Seruling China. Terkadang dikenal sebagai di (笛) atau hengdi (横笛), dan beberapa jenis seruling diantaranya termasuk qudi (曲笛) dan bangdi (梆笛). Nama-nama ini cenderung memiliki beberapa ejaan tergantung pada transliterasi yang digunakan untuk menerjemahkannya dari nama China. Meskipun demikian, Dizi tampaknya menjadi nama yang paling umum yang digunakan di Barat.
Dizi adalah alat musik china yang terkenal dan secara luas digunakan dalam banyak sekali genre musik rakyat China, opera China maupun orkestra China modern. Secara tradisional, Dizi juga telah populer di kalangan rakyat China dan merupakan alat musik yang sederhana dan mudah untuk dibawa.
Kebanyakan Dizi terbuat dari bambu, hal ini menjelaskan mengapa Dizi kadang-kadang dikenal dengan nama-nama sederhana seperti "seruling bambu China". Dizi di bagian China Utara terbuat dari bambu ungu atau violet, sementara Dizi yang dibuat di Suzhou dan Hangzhou terbuat dari bambu putih. Dizi yang diproduksi di daerah selatan China seperti Chaozhou sering dibuat sangat ramping, ringan dengan bambu yang berwarna cerah.
Meskipun bambu adalah bahan utama Dizi, kita bisa juga menemukan Dizi yang terbuat dari kayu atau bahkan dari batu. Jade Dizi (yudi, 玉笛) yang populer adalah Dizi yang sangat indah dan para kolektor selalu tertarik pada keindahannya, meskipun Dizi dari materi giok ini bukanlah Dizi yang bagus dalam instrumen karena tidak begitu bergaung seperti halnya Dizi dari bambu dan tidak pula responsif dalam nada.
# Sejarah
Ada banyak sumber sejarah mengenai asal-usul Dizi. Beberapa sumber sejarah menunjukkan bahwa Dizi pertama kali berasal dari Kaisar Kuning yang memerintahkan para pejabat pemerintah untuk membuat alat musik bambu. Sejarah lain menunjukkan bahwa Dizi sudah ada selama masa Dinasti Han (206 SM-220 M).
Baru-baru ini di situs Jiahu , para arkeolog telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa seruling sederhana (meskipun tanpa mokong khas dari dizi) telah ada di China selama lebih dari 8.000 tahun. Bentuk tulang seruling dari periode ini masih dimainkan hari ini, dan sangat mirip dengan versi modern dalam hal penempatan lubang-lubang seruling.
Catatan tertulis pertama dari membran (dimo) berasal dari abad ke-12. Dizi tradisional dengan lubang-lubang seruling diberi jarak teratur sehingga menghasilkan campuran alunan seluruh-nada dan tiga-perempat-nada interval. Selama pertengahan abad ke-20 para pembuat dizi mulai mengubah penempatan lubang-lubang seruling untuk memungkinkan bermain di alunan nada yang sama sebagaimana yang dituntut oleh perkembangan musik dan komposisi baru. Meskipun Dizi tradisional terus digunakan juga misalnya digunakan pada iringan Kunqu.
Tambahkan keterangan gambar
Dizi (Chinese: 笛子; pinyin: dízi) adalah Seruling China. Terkadang dikenal sebagai di (笛) atau hengdi (横笛), dan beberapa jenis seruling diantaranya termasuk qudi (曲笛) dan bangdi (梆笛). Nama-nama ini cenderung memiliki beberapa ejaan tergantung pada transliterasi yang digunakan untuk menerjemahkannya dari nama China. Meskipun demikian, Dizi tampaknya menjadi nama yang paling umum yang digunakan di Barat.
Dizi adalah alat musik china yang terkenal dan secara luas digunakan dalam banyak sekali genre musik rakyat China, opera China maupun orkestra China modern. Secara tradisional, Dizi juga telah populer di kalangan rakyat China dan merupakan alat musik yang sederhana dan mudah untuk dibawa.
Kebanyakan Dizi terbuat dari bambu, hal ini menjelaskan mengapa Dizi kadang-kadang dikenal dengan nama-nama sederhana seperti "seruling bambu China". Dizi di bagian China Utara terbuat dari bambu ungu atau violet, sementara Dizi yang dibuat di Suzhou dan Hangzhou terbuat dari bambu putih. Dizi yang diproduksi di daerah selatan China seperti Chaozhou sering dibuat sangat ramping, ringan dengan bambu yang berwarna cerah.
Meskipun bambu adalah bahan utama Dizi, kita bisa juga menemukan Dizi yang terbuat dari kayu atau bahkan dari batu. Jade Dizi (yudi, 玉笛) yang populer adalah Dizi yang sangat indah dan para kolektor selalu tertarik pada keindahannya, meskipun Dizi dari materi giok ini bukanlah Dizi yang bagus dalam instrumen karena tidak begitu bergaung seperti halnya Dizi dari bambu dan tidak pula responsif dalam nada.
# Sejarah
Ada banyak sumber sejarah mengenai asal-usul Dizi. Beberapa sumber sejarah menunjukkan bahwa Dizi pertama kali berasal dari Kaisar Kuning yang memerintahkan para pejabat pemerintah untuk membuat alat musik bambu. Sejarah lain menunjukkan bahwa Dizi sudah ada selama masa Dinasti Han (206 SM-220 M).
Baru-baru ini di situs Jiahu , para arkeolog telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa seruling sederhana (meskipun tanpa mokong khas dari dizi) telah ada di China selama lebih dari 8.000 tahun. Bentuk tulang seruling dari periode ini masih dimainkan hari ini, dan sangat mirip dengan versi modern dalam hal penempatan lubang-lubang seruling.
Catatan tertulis pertama dari membran (dimo) berasal dari abad ke-12. Dizi tradisional dengan lubang-lubang seruling diberi jarak teratur sehingga menghasilkan campuran alunan seluruh-nada dan tiga-perempat-nada interval. Selama pertengahan abad ke-20 para pembuat dizi mulai mengubah penempatan lubang-lubang seruling untuk memungkinkan bermain di alunan nada yang sama sebagaimana yang dituntut oleh perkembangan musik dan komposisi baru. Meskipun Dizi tradisional terus digunakan juga misalnya digunakan pada iringan Kunqu.
Salam HSG,
Tsn.
Dizi adalah alat musik china yang terkenal dan secara luas digunakan dalam banyak sekali genre musik rakyat China, opera China maupun orkestra China modern. Secara tradisional, Dizi juga telah populer di kalangan rakyat China dan merupakan alat musik yang sederhana dan mudah untuk dibawa.
Kebanyakan Dizi terbuat dari bambu, hal ini menjelaskan mengapa Dizi kadang-kadang dikenal dengan nama-nama sederhana seperti "seruling bambu China". Dizi di bagian China Utara terbuat dari bambu ungu atau violet, sementara Dizi yang dibuat di Suzhou dan Hangzhou terbuat dari bambu putih. Dizi yang diproduksi di daerah selatan China seperti Chaozhou sering dibuat sangat ramping, ringan dengan bambu yang berwarna cerah.
Meskipun bambu adalah bahan utama Dizi, kita bisa juga menemukan Dizi yang terbuat dari kayu atau bahkan dari batu. Jade Dizi (yudi, 玉笛) yang populer adalah Dizi yang sangat indah dan para kolektor selalu tertarik pada keindahannya, meskipun Dizi dari materi giok ini bukanlah Dizi yang bagus dalam instrumen karena tidak begitu bergaung seperti halnya Dizi dari bambu dan tidak pula responsif dalam nada.
# Sejarah
Ada banyak sumber sejarah mengenai asal-usul Dizi. Beberapa sumber sejarah menunjukkan bahwa Dizi pertama kali berasal dari Kaisar Kuning yang memerintahkan para pejabat pemerintah untuk membuat alat musik bambu. Sejarah lain menunjukkan bahwa Dizi sudah ada selama masa Dinasti Han (206 SM-220 M).
Baru-baru ini di situs Jiahu , para arkeolog telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa seruling sederhana (meskipun tanpa mokong khas dari dizi) telah ada di China selama lebih dari 8.000 tahun. Bentuk tulang seruling dari periode ini masih dimainkan hari ini, dan sangat mirip dengan versi modern dalam hal penempatan lubang-lubang seruling.
Catatan tertulis pertama dari membran (dimo) berasal dari abad ke-12. Dizi tradisional dengan lubang-lubang seruling diberi jarak teratur sehingga menghasilkan campuran alunan seluruh-nada dan tiga-perempat-nada interval. Selama pertengahan abad ke-20 para pembuat dizi mulai mengubah penempatan lubang-lubang seruling untuk memungkinkan bermain di alunan nada yang sama sebagaimana yang dituntut oleh perkembangan musik dan komposisi baru. Meskipun Dizi tradisional terus digunakan juga misalnya digunakan pada iringan Kunqu.
Tambahkan keterangan gambar
Dizi (Chinese: 笛子; pinyin: dízi) adalah Seruling China. Terkadang dikenal sebagai di (笛) atau hengdi (横笛), dan beberapa jenis seruling diantaranya termasuk qudi (曲笛) dan bangdi (梆笛). Nama-nama ini cenderung memiliki beberapa ejaan tergantung pada transliterasi yang digunakan untuk menerjemahkannya dari nama China. Meskipun demikian, Dizi tampaknya menjadi nama yang paling umum yang digunakan di Barat.
Dizi adalah alat musik china yang terkenal dan secara luas digunakan dalam banyak sekali genre musik rakyat China, opera China maupun orkestra China modern. Secara tradisional, Dizi juga telah populer di kalangan rakyat China dan merupakan alat musik yang sederhana dan mudah untuk dibawa.
Kebanyakan Dizi terbuat dari bambu, hal ini menjelaskan mengapa Dizi kadang-kadang dikenal dengan nama-nama sederhana seperti "seruling bambu China". Dizi di bagian China Utara terbuat dari bambu ungu atau violet, sementara Dizi yang dibuat di Suzhou dan Hangzhou terbuat dari bambu putih. Dizi yang diproduksi di daerah selatan China seperti Chaozhou sering dibuat sangat ramping, ringan dengan bambu yang berwarna cerah.
Meskipun bambu adalah bahan utama Dizi, kita bisa juga menemukan Dizi yang terbuat dari kayu atau bahkan dari batu. Jade Dizi (yudi, 玉笛) yang populer adalah Dizi yang sangat indah dan para kolektor selalu tertarik pada keindahannya, meskipun Dizi dari materi giok ini bukanlah Dizi yang bagus dalam instrumen karena tidak begitu bergaung seperti halnya Dizi dari bambu dan tidak pula responsif dalam nada.
# Sejarah
Ada banyak sumber sejarah mengenai asal-usul Dizi. Beberapa sumber sejarah menunjukkan bahwa Dizi pertama kali berasal dari Kaisar Kuning yang memerintahkan para pejabat pemerintah untuk membuat alat musik bambu. Sejarah lain menunjukkan bahwa Dizi sudah ada selama masa Dinasti Han (206 SM-220 M).
Baru-baru ini di situs Jiahu , para arkeolog telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa seruling sederhana (meskipun tanpa mokong khas dari dizi) telah ada di China selama lebih dari 8.000 tahun. Bentuk tulang seruling dari periode ini masih dimainkan hari ini, dan sangat mirip dengan versi modern dalam hal penempatan lubang-lubang seruling.
Catatan tertulis pertama dari membran (dimo) berasal dari abad ke-12. Dizi tradisional dengan lubang-lubang seruling diberi jarak teratur sehingga menghasilkan campuran alunan seluruh-nada dan tiga-perempat-nada interval. Selama pertengahan abad ke-20 para pembuat dizi mulai mengubah penempatan lubang-lubang seruling untuk memungkinkan bermain di alunan nada yang sama sebagaimana yang dituntut oleh perkembangan musik dan komposisi baru. Meskipun Dizi tradisional terus digunakan juga misalnya digunakan pada iringan Kunqu.
Salam HSG,
Tsn.
0 komentar:
Posting Komentar